Saturday, November 29, 2014

Kejenuhanku akan sosok itu...


Bosen dengan pekerjaan kantor yang menumpuk dan skripsi yang juga belum tersentuh sedikitpun. Akhirnya aku memilih untuk berbagi pengalamanku di sini dan memulai mengetik. 
Aku seorang mahasiswi yang mengambil kuliah kelas malam. Pelajaran yang dimulai jam setengah 7 malam, selesai jam 9 malam.
Hari itu seperti aktifitas-aktifitas ku sebelumnya, aku mengikuti mata kuliah seperti biasanya, tiba di jam 9 kelas pun dibubarkan. Aku yang selalu menggunakan kendaraan umum (angkot), langsung bergesa untuk buru-buru pulang. Perjalanan yang ditempuh sekitar 45 menit (paling cepat) untuk sampai ke rumah. Kota Jakarta yang macet, menjadi pemandangan sehari-hari. 
Terduduk diam di angkot, kadang-kadang sambil mengeluarkan hp untuk melihat facebook maupun aplikasi chatting lainnya. Gak kerasa aku udah sampai di sebrang gang belakang rumah. Gang yang tidak terlalu besar, lampu jalan yang remang-remang dengan tikungan yang gelap. 
Turun dari angkot, berjalan santai melewati gang tersebut. Melihat jam di hp dalam hati berkata “Oh, udah jam 10 malam”. Melihat ke kiri, ke kanan, semua pintu rumah udah tertutup rapat, warungpun tidak ada yang buka. Pandanganku lurus ke depan. Mataku tertujuh pada 1 bendera kuning yang diikat di tiang listrik. Berteriak dalam hati, “WHAT”???!!!!!! ada yang meninggal!!!!!!! Seirama dengan langkahku yang terhenti. 
Menarik nafas dan menghela nafas, sambil menunduk, tidak melihat ke kiri, aku melangkah agak cepat, berjalan sangat pinggir sampai ke arah got, hanya untuk menghindari lewat terlalu dekat dengan rumah itu. 3 langkah setelah aku melewati rumah itu, aku tiba-tiba dikagetkan dengan adanya wewangian yang sangat menusuk ke hidung. Spontan aku menoleh ke belakang, “ssssiiiiiiaaaaalllllll” (aku menggumam sendiri). Aku mempercepat langkahku untuk sampai ke rumah tanpa mau melihat ke belakang lagi. 
Sesampai di rumah, aku langsung masuk ke kamar. Mengeluarkan hp sambil tiduran di lantai. Tiba-tiba nafasku sesak, sesak bukan karena asma atau penyakit lainnya tapi sesak karena wewangian yang tadi, menusuk hidung ku lagi. Bergesa aku makan dan mandi, berpikir mungkin sehabis mandi nanti wewangian itu akan hilang. Dan ternyata pikiran ku benar, wewangian itu sudah tak tercium lagi. 
Mematikan lampu kamar, berbaring di kasur dan melihat ke arah jam dinding, eeeemmmm sudah jam setengah 12 lewat. Waktu benar-benar tak terasa. Pengen rasanya menutup mata untuk langsung tidur tapi pandanganku masih tertuju ke arah bawah jam dinding, antara pintu dengan lemari baju, “ada sesosok makhluk sedang berdiri di situ”, makhluk yang paling tak pernah mau aku lihat. 
Hhhhiiiiiiihhhhhhh, sosok makhluk cowo yang berbalut kain putih, dengan ikatan di kepalanya. (kalian tebak sendiri saja lah ya)
Masih dengan style ku (berlagak sok cool), aku tetap melihat ke arahnya dan kami saling bertatapan. 
Tiba-tiba tubuhku merasakan dingin, aku mengambil selimut, menyelimuti kaki ku. Bukan hanya menyelimuti kaki ku, selimut ku tarik sampai menutup kepala ku, tak ingin melihat terlalu lama ke sosok itu. 
Rasa dingin itu membuat aku jadi ingin ke toilet, otak ku pun berbicara "tahan, tahan.. Jangan pergi ke toilet dulu. Tapi kenyataan berkata lain, aku sudah benar-benar tidak bisa menahannya. 
Akhirnya dengan rasa berat, aku membuka selimut. Pandangan lurus hanya ke arah pintu tanpa mau melihat ke arah kanan. Berjalan cepat ke toilet dan berjalan cepat juga balik ke kamar. Menutup pintu dan sekali lagi tanpa mau menoleh ke kanan. Mengambil selimut dan menutup badanku seluruhnya. Rasa penasaran pun datang menghampiri. Aku membuka selimutku, melihat lagi ke arah pintu dan lemari, ooooooohhhhhhh sosok itu masih ada!!!!!!! Langsung ku tutup lagi kepalaku. 
Sehingga berkali-kali aku mengintip dari sela-sela selimut dan akhirnya aku yang sudah merasa jenuh kini mulai merapatkan tubuh ku ke adik ku yang sejak tadi tertidur lelap, ketika aku merapatkan tubuh ku ke adik ku, tiba-tiba saja dia terbangun dan mengomel tak jelas hingga akhirnya kami tertidur dengan sendirinya, namun entah kenapa disaat ku membuka mata dan terlihat jam menunjukan pukul 12 lewat , sosok itu masih ada saja, bahkan sosok itu berpindah tempat di sudut kamar ku, sehingga sosok itu berhadapan langsung dengan diri ku, tetap dengan tatapan tanpa ekspresi sehingga tak jarang sosok yang sejenis itu sungguh membuat aku merasa terlihat bodoh, dan betapa menyebalkan, sosok itu mengikuti ku selama 3 hari berturut-turut.

No comments:

Post a Comment